Selasa, 29 Juni 2021

Management Insight : Nicke Widyawati - Direktur Utama Pertamina

Bersama Wujudkan Pertamina sebagai Global Energy Champion 

Pengantar redaksi :

Pertamina terus bertransformasi menjadi lebih baik sesuai dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah melalui Kementerian BUMN sebagai pemegang saham. Salah satu tahap yang baru dilalui adalah perubahan struktur organisasi Pertamina sebagai holding BUMN Migas serta pembentukan lima subholding dan satu shipping company. Berikut rangkuman penjelasan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati tentang perubahan tersebut dalam beberapa kesempatan.


Apa yang melatarbelakangi perubahan struktur organisasi Pertamina secara signifikan pada 12 Juni 2020 lalu ?

Sesuai dengan roadmap transformasi BUMN yang bergerak di berbagai sektor strategis, peran Pertamina sebagai BUMN yang diamanatkan untuk menjaga ketahanan energi nasional sangatlah penting. Hal tersebut sejalan dengan aspirasi BUMN ini menjadi global energy champion.

Implementasi cita-cita tersebut pun diperkuat dengan kondisi makro-ekonomi global dan nasional sedang terpuruk terutama akibat pandemi COVID-19. Apalagi pergerakan pasar migas dunia semakin dinamis sehingga menyebabkan harga minyak menyentuh titik terendahnya selama 17 tahun terakhir ke bawah $25 per barel.

Jadi, pandemi ini secara tidak langsung menjadi salah satu faktor pendorong Pertamina untuk segera memfinalisasi Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP). Percepatan yang dilakukan Pertamina ini mungkin juga dilakukan oleh perusahaan besar lainnya demi beradaptasi dengan perubahan sangat drastis karena COVID-19.

Salah satu perubahan yang sangat dirasakan adalah penurunan demand energi yang sangat cepat di Indonesia. Contohnya di DKI Jakarta, penurunan demand mencapai 57% karena sebagian besar penduduknya melakukan aktivitas di rumah, mulai dari belajar, beribadah, hingga bekerja. Dampaknya, udara menjadi semakin bersih dan semua senang. Tantangan ini harus dilihat sebagai peluang untuk berubah. Apalagi perkembangan teknologi baru yang disruptif seperti bahan bakar nabati, digitalisasi, baterai, EV, dan energi baru dan terbarukan saat ini membuat persaingan di bisnis energi menjadi semakin ketat dan luas dengan semakin banyaknya pemain baru.

Oleh karena itu, memasuki era new normal, Pertamina mengambil momentum ini untuk melakukan perubahan dengan beberapa tujuan, yaitu membentuk organisasi yang lean, agile dan efisien, meningkatkan daya saing melalui operational excellence dan kapabilitas best-in-class, serta mempercepat pengembangan bisnis eksisting dan bisnis baru.

Selain itu, perubahan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan fleksibilitas dalam kemitraan dan pendanaan serta memperbarui organisasi, budaya kerja, mindset dan talenta. Dengan demikian diharapkan bisnis Pertamina semakin kuat untuk memenuhi agenda energi nasional dalam menjaga ketahanan energi nasional dan sebagai agen pembangungan nasional.

Perubahan seperti ini merupakan bagian dari perjalanan berbagai perusahaan energi kelas dunia lainnya, seperti Total, ExxonMobil, dan Petronas dalam rangka memaksimalkan nilai tambah, mempercepat pertumbuhan dan membesarkan skala dari bisnis-bisnisnya.


Apa yang perlu diubah?

Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, portofolio bisnis Pertamina ke depannya harus lebih luas dan dimaksimalkan. Fokus usaha Pertamina akan bergerak ke pengembangan usaha di luar rantai nilai energi konvensional (beyond energy), seperti energi terbarukan, bahan bakar nabati dan teknologi digital.

Cara kerja perusahaan juga berubah untuk mempercepat pertumbuhan dan realisasi value dari seluruh bisnisnya. Pertamina akan mengembangkan usahanya melalui kerja sama dan kemitraan strategis agar dapat mempercepat value creation tersebut. Dengan demikian organisasinya juga berubah ke model organisasi yang lebih efisien sehingga bisa bergerak lebih lincah dan fokus.

Akselerasi peningkatan kapabilitas yang ada serta pengembangan kapabilitas baru diperlukan agar dapat mendukung seluruh usaha Pertamina ke depannya.


Bagaimana rencana Pertamina ke depannya?

Pertamina yang telah diamanatkan Pemerintah melalui Kementerian BUMN menjadi holding BUMN migas akan menjalankan bisnisnya dengan membentuk subholding yang bertujuan untuk mendukung perubahan-perubahan di atas.

Peran antara holding dan subholding pun telah diatur dengan jelas. Sebagai holding BUMN migas, Pertamina berperan untuk mengelola portofolio dan sinergi bisnis di seluruh grup holding, mempercepat pengembangan usaha baru, sertamenjalankan program-program nasional.

Sedangkan perusahaan yang sudah ditetapkan sebagai subholding sesuai dengan keputusan Menteri BUMN berperan untuk mendorong operational excellence melalui pengembangan sekala dan sinergi dalam bisnisnya masing-masing, mempercepat pengembangan usaha dan kapabilitas di bisnis existing, serta meningkatkan kemampuan dan fleksibilitas dalam kemitraan dan pendanaan.

Evolusi organisasi ini akan dilakukan secara sistematis yang melalui roadmap yang dirancang dengan itikad yang terbaik untuk menjaga hubungan kerja dengan seluruh insan Pertamina. Perusahaan akan memaksimalkan pemberdayaan pekerja yang terdampak dari perubahan organisasi ini. Untuk itu, kita harus terus beradaptasi dan terus menyambut positif perubahan-perubahan terutama di era tantangan ekonomi dan menuju new normal dengan cara meningkatkan kompetensi diri, perubahan perilaku (mindset), berinovasi, kerja sama, kerja keras dan kerja cerdas.

Dalam proses transformasi menjadi global energy champion, kami membutuhkan semua pemangku kepentingan, termasuk seluruh insan Pertamina sehingga aspirasi ini dapat kita wujdukan. •


https://epaper.pertamina.com/energia/22-juni-2020/management-insight/bersama-wujudkan-pertamina-sebagai-global-energy-champion

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menimbang Opsi Penyelamatan Garuda via Restrukturisasi

Publik mengetahui bahwa salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) flagship kebanggaan Indonesia, PT Garuda Indonesia (Persero) T...