Selasa, 29 Juni 2021

Management Insight : Erry Widiastono - Direktur Utama Pertamina International Shipping

Pengantar redaksi :

Pertamina tak henti melakukan transformasi guna mewujudkan aspirasi berada di posisi top 100 perusahaan dunia Global Fortune 500, dengan valuasi US$ 100 miliar pada tahun 2024. Membentuk Subholding Shipping dibawah komando PT Pertamina Internastional Shipping (PIS), digadang-gadang merupakan salah satu upaya perusahaan guna mewujudkan hal tersebut. Berikut penuturan CEO Subholding Shipping, Erry Widiastono terkait latar belakang dibentuknya Subholding Shipping.

PT Pertamina International Shipping akhir April 2021 baru saja ditunjuk sebagai Subholding Shipping. Apa yang melatarbelakangi penunjukan ini? Mungkin kita pernah membaca di beberapa media statement dari Menteri BUMN Bapak Erick Thohir terkait dengan aspirasi beliau untuk menjadikan Pertamina memiliki valuasi US$ 100 miliar pada tahun 2024. Terkait hal tersebut, Subholding Shipping juga menjadi bagian dalam rangka mencapai target dimaksud. Dimana untuk mencapai target tersebut, diperlukan suatu organisasi yang lebih fokus kepada bisnisnya, kemudian lebih agile dengan situasi kondisi saat ini, dan tentunya bisa lebih efisien. Sehingga proses decission yang dilakukan oleh organisasi itu bisa lebih cepat dalam merespon kondisi pasar saat ini. Kemudian seperti diketahui, sebelum Subholding ini terbentuk, kegiatan angkutan laut itu ditangani oleh tiga fungsi. Ada Pertamina (Holding) juga mengoperasikkan kapalkapal yang mengangkut BBM, lalu ada juga PT Pertamina Trans Kontinental (PTK), serta PT Pertamina International Shipping (PIS), itu juga melakukan yang sama. Sejalan dengan restrukturisasi Holding dan Subholding, Subholding Shipping ini mengintegrasikan ketiga kegiatan itu menjadi satu.

Restrukturisasi Holding dan Subholding ini tidak hanya dalam hal transportasi saja yang di konsolidasikan, tapi juga pendukung marine service-nya. Serta pengelolaan storagenya sendiri. Hal itu dikenal sekarang sebagai Pertamina International Shipping Integrated Marine Logistic Company.

Mengapa harus jadi satu kesatuan Integrated Marine Logistic Company? Kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan. Dari Sabang sampai Merauke tidak bisa terlepas dari penggunaan sarana transportasi laut. Ini pentingnya satu sistem logistik yang terpadu dari pintu satu ke pintu lain. Sehingga bisa diperoleh satu efisiensi dari pola supply BBM dan gas yang ada di Indonesia. Oleh sebab itu, maka dibentuklah Subholding Shipping ini.

Setelah berubah menjadi Subholding, apa ruang lingkup bisnis PT PIS ikut berubah? Mohon dijelaskan, Dahulu PT PIS melayani transportasi BBM dan gas. Lalu ada juga PTK juga melakukan hal yang sama bahkan berkecimpung dalam bidang marine services. Dengan lahirnya Subholding Shipping dimana PIS sebagai wadahnya, maka lingkup kegiatannya itu menjadi suatu yang terintegrasi. Tidak hanya transportnya saja, tapi juga marine service-nya, yang melayani kapal ataupun kegiatan di pelabuhan dan juga storage-nya dikelola menjadi satu kesatuan. Itu yang kita kenal dengan Integrated Marine Logistic Company.

Sementara itu, saat ini Subholding Shipping mengelola hampir kurang lebih sekitar 750 kapal. Mulai dari ukuran besar Very Large Crude Carrier (VLCC), sampai kepada kapal-kapal tug boat yang melayani kapal-kapal di pelabuhan. Dimana sekitar 539 diantaranya adalah kapal milik, yaitu dua unit VLCC kami yang baru, sampai juga dengan yang kecil. Kemudian untuk kapal tanker sekitar 71 kapal milik ex Pertamina yang di inbrengkan ke Subholding Shipping. Kemudian 11 kapal existing PT PIS, termasuk dua VLCC yang baru dan satu VLCC yang sudah dimiliki oleh PIS.

Kemudian 295 kapal kecil, 162 kapal milik PTK dan yang baru adalah penambahan dari enam terminal storage BBM. Antara lain yaitu transit terminal Sambu, Tanjung Uban, terminal LPG Tanjung Sekong, terminal LPG Tuban, transit terminal di Kota Baru dan terminal di Bau-Bau. Selain kapal, fasilitas marine service serta enam terminal BBM dan LPG yang ada ini dan sekarang dikelola menjadi satu kesatuan yang dikelola Subholding Shipping.

Adakah tantangan yang dihadapi Subholding dalam menjalankan bisnisnya? Sebagai tulang punggung, bisnis Pertamina International Shipping itu sebagian besar masih bisnis yang berada di lingkup Pertamina. Tapi kami akan jadikan itu sebagai leverage untuk pengembangan bisnis keluar. Kami sadari, bahwa kami tidak bisa terus menerus mengandalkan kepada “orang tua” kami ataupun saudara kami di Subholding Commercial & Trading (C&T) ataupun Subholding Refining & Petrochemical. Tapi suatu saat kami harus bisa lepas dari itu. Hal ini bukan berarti kami mengabaikan saudara sendiri, tidak.

Tapi disisi lain, kami ingin mencari peluang-peluang di luar Pertamina. Inilah tantangannya. Kita ketahui bahwa market kapal saat ini juga cukup ketat. Mencari market diliuar itu tidak semudah dengan captive market yang ada, dan ini salah satu tantangannya. Kemudian tentu aspek finansial, menjadi satu tantangan lain, serta sumber daya manusia (SDM) harus didukung pula dari sisi kompetensinya. Karena kapal-kapal yang beroperasi di luar negeri itu tidak sama tantangannya dengan kapal yang beroperasi di dalam negeri.

Sebagai contohnya, kapal Pertamina yang ingin menjemput LPG dari Houston, Amerika Serikat. Untuk perjalanan pulang-pergi saja, sudah menghabiskan waktu 90 hari. Artinya bagaimana kami sanggup mempersiapkan kru-kru kami untuk sanggup berlayar selama 90 hari tanpa pernah berhenti melihat darat. Itu tantangan tersendiri bagaimana kawan-kawan di darat mempersiapkan kapal-kapalnya. Juga bagaimana kawan-kawan di laut ini mempersiapkan mental dan keahliannya untuk membawa kapal itu pergi kesana dan kembali ke Indonesia dengan selamat.

Apa target kinerja PT PIS pada 2021 ini? Apa yang dilakukan untuk mencapainya? Target tahun ini memang cukup berat, tapi kami optimis bisa mencapai ini. Memasuki usia yang kelima ini, PT Pertamina International Shipping sangat aktif mengejar potensi bisnis yang ada. Di tahun 2021 ini, kami di targetkan untuk bisa mencapai EBITDA di atas US$ 300 juta, dengan laba bersih sekitar US$ 110 juta, dan revenue diatas US$ 2 miliar. Ini adalah suatu hal yang menurut saya challenging, terlebih di era Pandemi Covid seperti ini. Seperti diketahui bahwa demand BBM yang turun, dan i n i tentu mempengaruhi pendapatan dari kapal-kapal. Sementara target kami juga cukup spektakular, tapi ini suatu hal yang challenging bagi kami untuk membuktikan bahwa kami bisa kesana.

Insya Allah dengan semangat yang ada ini, kami akan mampu mencapai target bersama-sama. Saya fikir peluang semua tetap ada. Terbukti di 2020 ketika pandemi terjadi kami justru bisa mencapai revenue dan laba di atas target.

Apa harapan Bapak terhadap perkembangan bisnis PT PIS selanjutnya? Tentu kami mengharapkan bahwa PT Pertamina International Shipping ini akan menjadi sebuah Integrated Marine Logistic Company di tataran Asia Pasifik. Kami tidak hanya berperan di domestik saja, tapi juga kami berharap menjadi sebuah company yang bisa berperan di region Asia Pasifik. Ini tidak mudah, memang memerlukan strategi khusus untuk kesana untuk bisa mencapai harapan-harapan yang ingin dicapai. Tapi dengan kekompakan dan semangat yang dimiliki para Perwira di PIS yang didukung oleh para Perwira Pertamina di Holding dan Subholding lainnya, kami yakin sanggup menjangkau mimpi kami.•STK


https://epaper.pertamina.com/energia/24-mei-2021/management-insight/kami-fokus-agile-dan-efisien

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menimbang Opsi Penyelamatan Garuda via Restrukturisasi

Publik mengetahui bahwa salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) flagship kebanggaan Indonesia, PT Garuda Indonesia (Persero) T...